Kalau ngomongin Perjanjian Roem-Royen, kita lagi bahas salah satu momen paling menentukan dalam sejarah Indonesia. Setelah proklamasi 17 Agustus 1945, Belanda nggak langsung rela melepas jajahannya. Mereka balik lagi dengan agresi militer yang bikin dunia internasional gerah.
Nah, tahun 1949, diadakan perundingan di Jakarta antara pihak Indonesia dan Belanda, difasilitasi oleh Komisi Tiga Negara (KTN). Hasilnya adalah Perjanjian Roem-Royen. Perjanjian ini jadi langkah penting menuju pengakuan kedaulatan Indonesia secara penuh lewat Konferensi Meja Bundar (KMB).
Latar Belakang: Dari Agresi Militer Belanda sampai Tekanan Internasional
Sebelum lahirnya Perjanjian Roem-Royen, kondisi Indonesia kacau banget. Belanda melancarkan dua agresi militer:
- Agresi Militer I (1947): Belanda menyerang wilayah Republik.
- Agresi Militer II (1948): Belanda menyerbu Yogyakarta dan menawan Soekarno-Hatta serta pemimpin RI lain.
Tindakan ini bikin dunia internasional marah. PBB turun tangan, dan Amerika Serikat ikut tekan Belanda karena khawatir konflik ini bikin Asia Tenggara makin panas di era Perang Dingin.
Dari sini, lahirlah ide perundingan yang akhirnya melahirkan Perjanjian Roem-Royen.
Proses Perundingan Roem-Royen
Perundingan berlangsung di Jakarta, mulai 14 April sampai 7 Mei 1949. Nama Roem-Royen diambil dari ketua delegasi masing-masing pihak:
- Mohammad Roem → Ketua delegasi Indonesia.
- Jan Herman van Roijen → Ketua delegasi Belanda.
Perundingan ini nggak gampang. Suasananya penuh ketegangan, tapi karena ada tekanan dari PBB dan negara-negara lain, akhirnya kedua pihak dipaksa cari jalan tengah.
Isi Perjanjian Roem-Royen
Kesepakatan dalam Perjanjian Roem-Royen bisa dirangkum sebagai berikut:
Pihak Indonesia berjanji:
- Menghentikan perang gerilya.
- Ikut serta dalam Konferensi Meja Bundar (KMB).
- Mengamankan kerja sama pasca-perjanjian.
Pihak Belanda berjanji:
- Mengembalikan pemerintahan Republik Indonesia ke Yogyakarta.
- Membebaskan tahanan politik, termasuk Soekarno-Hatta.
- Tidak lagi menghalangi eksistensi Republik Indonesia.
PBB ikut menjamin kalau kesepakatan ini dijalankan.
Reaksi terhadap Perjanjian Roem-Royen
Nggak semua orang langsung senang dengan hasil Perjanjian Roem-Royen.
- Sebagian rakyat kecewa karena dianggap terlalu kompromi.
- Tentara Republik awalnya ragu buat berhenti gerilya.
- Tapi Soekarno dan Hatta lihat ini sebagai langkah strategis untuk dapat pengakuan kedaulatan penuh.
Jadi meskipun kontroversial, perjanjian ini tetap jadi jalan menuju kemerdekaan de jure Indonesia.
Dampak Langsung Perjanjian Roem-Royen
Setelah Perjanjian Roem-Royen ditandatangani, beberapa hal penting langsung terjadi:
- Pemerintahan Republik balik ke Yogyakarta (Juli 1949).
- Pemimpin RI yang ditahan Belanda dibebaskan.
- Situasi politik lebih kondusif, meskipun masih ada konflik di daerah.
Yang paling penting, perjanjian ini bikin jalan menuju Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag terbuka lebar.
Peran Roem-Royen dalam Jalan ke Konferensi Meja Bundar
Bisa dibilang, Perjanjian Roem-Royen adalah tiket masuk Indonesia ke KMB. Tanpa perjanjian ini, Belanda mungkin nggak bakal mau duduk bareng di meja perundingan.
Hasil KMB kemudian bener-bener jadi puncak perjuangan diplomasi: Belanda resmi mengakui kedaulatan Indonesia pada 27 Desember 1949. Jadi jelas, Roem-Royen punya peran vital.
Tokoh-Tokoh Penting dalam Perjanjian Roem-Royen
Beberapa tokoh kunci dalam Perjanjian Roem-Royen antara lain:
- Mohammad Roem → Ketua delegasi Indonesia, politikus Partai Masyumi.
- Soekarno-Hatta → Walau ditahan, mereka tetap jadi simbol perjuangan diplomasi.
- Jan Herman van Roijen → Ketua delegasi Belanda.
- Komisi PBB untuk Indonesia (UNCI) → Mediator utama.
Mereka semua berperan besar dalam lahirnya kesepakatan ini.
Kritik terhadap Perjanjian Roem-Royen
Banyak kritik muncul setelah Perjanjian Roem-Royen ditandatangani:
- Ada yang bilang Indonesia terlalu cepat kompromi.
- Tentara merasa perjuangan mereka di medan gerilya kurang dihargai.
- Belanda masih berusaha mempertahankan pengaruh lewat negara-negara boneka di Indonesia.
Tapi tanpa perjanjian ini, bisa jadi jalan diplomasi Indonesia bakal lebih panjang dan berdarah-darah.
Fakta Unik Perjanjian Roem-Royen
Biar makin menarik, nih beberapa fakta unik:
- Delegasi Indonesia sempat mogok dan hampir keluar dari perundingan.
- Tekanan Amerika Serikat besar banget karena mereka ancam stop bantuan Marshall Plan buat Belanda kalau nggak damai.
- Nama “Roem-Royen” jadi unik karena jarang ada perjanjian internasional yang pakai nama ketua delegasi.
FAQ tentang Perjanjian Roem-Royen
1. Apa itu Perjanjian Roem-Royen?
Kesepakatan politik antara Indonesia dan Belanda tahun 1949 yang membuka jalan menuju pengakuan kedaulatan.
2. Kapan perjanjian ini ditandatangani?
Pada 7 Mei 1949 di Jakarta.
3. Siapa tokoh utama dalam perjanjian ini?
Mohammad Roem (Indonesia) dan Jan Herman van Roijen (Belanda).
4. Apa isi utama perjanjian ini?
RI kembali ke Yogyakarta, pemimpin RI dibebaskan, gerilya dihentikan, dan Indonesia ikut KMB.
5. Apa dampak langsung perjanjian ini?
Kondisi politik lebih stabil dan jalan menuju KMB terbuka.
6. Kenapa ada yang mengkritik perjanjian ini?
Karena dianggap terlalu kompromi dan belum menjamin kemerdekaan penuh.
Kesimpulan: Perjanjian Roem-Royen Sebagai Jalan Menuju Kedaulatan
Perjanjian Roem-Royen 1949 adalah bukti bahwa perjuangan kemerdekaan Indonesia nggak cuma lewat senjata, tapi juga lewat diplomasi. Meski kontroversial, perjanjian ini jadi langkah krusial menuju pengakuan kedaulatan penuh di Konferensi Meja Bundar.
Warisan Perjanjian Roem-Royen adalah pelajaran berharga: kadang kompromi dalam diplomasi bisa jadi senjata yang sama kuatnya dengan perang.